Setiap penderita penyakit apapun pasti akan mendapat gangguan psikologi mulai dari yang ringan hingga yang berat. Tidak sedikit dari mereka yang merasa sendiri dan kesepian karena faktor disengaja yaitu karena malu ataupun karena keadaan dimana lingkungan justru menjauhinya.
Terlebih juga untuk penderita kanker serviks. Kondisi psikologis penderita kanker serviks dapat berbeda-beda tergantung stadium yang dialami. Saat awal diagnosis dengan saat stadium akhir diderita tentunya efek psikologi terhadap penderita kanker serviks bila dibandingkan akan menimbulkan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai orang terdekat, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui kondisi psikologi penderita kanker serviks.
Efek Psikologi Pada Awal Diagnosis
Pada awal diagnosis dan dinyatakan positif sebagai penderita kanker serviks, tentunya penderita akan sangat terkejut dan merasa tidak percaya. Keterkejutan dan rasa tidak percaya ini umumnya dapat berujung pada rasa tertekan, dimana penderita kanker serviks akan merasa cemas akan kondisinya serta marah dan protes karena penyakit yang diderita.
Umumnya, kemarahan dan protes yang timbul disebabkan oleh ketidaksiapan dalam menerima penyakit yang diderita. Penderita akan mempertanyakan apa yang salah dengan dirinya hingga harus mengalami penyakit seperti kanker serviks ini.
Pada tahapan selanjutnya, di saat penderita sudah merasa lelah dan merasa tidak mendapat jawaban, maka mereka akan tenggelam dalam kesedihan. Kesedihan ini dapat terlihat dari diam dan murung yang mereka lakukan.
Pada saat inilah, maka Anda, sebagai orang terdekat, sebaiknya tetap dan secara terus menerus mendampingi serta memberikan motivasi bagi penderita. Motivasi dan keberadaan Anda dapat mengurangi kecemasan mereka sedikit demi sedikit.
Reaksi yang Anda terima tidak terlalu penting, yang penting adalah kesungguhan Anda dalam mendampingi penderita di saat-saat sulit tersebut.
Efek Psikologi Pada Stadium Akhir
Efek psikologi terhadap penderita kanker serviks stadium akhir sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan penderita pada awal diagnosa. Rasa cemas dan sedih tentunya tetap ada dan tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari penderita. Namun, penderita pada stadium akhir umumnya lebih tenang dan lebih dapat menerima kenyataan akan penyakit yang dideritanya.
Yang perlu diperhatikan dari kondisi psikologis penderita pada stadium akhir adalah pandangannya terhadap kematian. Umumnya, ketakutan yang timbul adalah ketakutan terhadap kematian dan perasaan bahwa kematian sudah semakin dekat. Perasaan takut tersebut dapat semakin besar karena umumnya penderita tidak dapat pergi kemana-mana dan melakukan apa-apa, sehingga kesempatan untuk merasa cemas akan semakin besar.
Pada kondisi seperti ini, yang dapat Anda lakukan adalah terus mendampingi orang terdekat Anda tersebut dan terus mendorong dirinya untuk berpikir positif akan penyakit yang dideritanya.